Senin, 10 Maret 2014

Tugas 1 :Review Jurnal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability 
Ratio pada Bank Umum Swast Nasional Non Devisa Periode 
1995-2005

Penulis         : Luciana Spica Almilia, Nanang Shonhadji, Angraini 
Vol              : 11, No 1
Tahun terbit  : 2009


A.Latar Belakang Masalah
Sejak krisis melanda perekonomian nasional, berbagai tindakan telah dilakukan bersama oleh pemerintah dan bank Indonesia, dalam rangka pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, namun kinerja perbankan belum sepenuhnya kembali sebagaimana kondisi sebelum krisis. Sehingga kondisi perbankan di Indonesia setelah krisis keuangan, masih menunjukkan terdapatnya bank-bank yang belum  dapat memenuhi ketentuan solvabilitas, permodalan likuiditas, profitabilitas maupun standar kepatuhan sebagaimana ditetapkan Bank Indonesia (Sri Haryati, 2006).
Berbagai kebijakan Bank Indonesia yang ditetapkan setelah krisis, semuanya bertujuan agar perbankan Indonesia tetap viable dalam menghadapi segala goncangan internal maupun eksternal. Kesehatan maupun kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, dan masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, serta pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko (Sri Haryati, 2006).

B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Loan (NPL),Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan sensitifitas bank terhadap variable makro ekonomi (money supply, indeks harga konsumen umum, dan tingkat suku bunga SBI) dapat digunakan untuk memprediksi financial Sustainability ratio pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Periode 1995 - 2005?

C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini betujuan untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005.Agar mendapatkan keuntungan yang tinggi, bank harus berusaha melakukan usaha atau kegiatan yang menunjang tingkat pertumbuhan bank tersebut. Tujuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang besar adalah untuk mencapai tingkat pengembalian sendiri (Soeksmono 1995:103 dalam Amalia Rizky 2004).

D.Metode Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang tercantum pada Direktori Perbankan Indonesia pada periode pasca krisis ekonomi, yaitu tahun 1995-2005. Pengambilan sampel menggunakan cara non-probabilitas (non-probability sampling), dimana besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel tidak diketahui. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel bertujuan (purposive sampling) berdasarkan pertimbangan tertentu(judgement sampling), yaitu suatu metode pengambilan sampling dengan maksud untuk tujuan tertentu, yaitu mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh sudah dalam bentuk jadi/data yang sudah diolah.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.  Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Financial Sustainability Ratio.
2.  Variabel Independen

Untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan dan konsistensi model
sensitifitas variable makro ekonomi periode pra krisis dan pasca krisis, menggunakan pengujian stabilitas struktural Chow Test.

Langkah melakukan Uji Chow Test, adalah sebagai berikut:

1.  Melakukan regresi dengan observasi total periode (1995 - 2005) dan dapatkan nilai
restricted residual sum of squaresatau RSSr (RSS4) dengan nilai df = (n1+ n2 + n3 - k) dimana k adalah jumlah parameter yang diestimasi dalam hal ini adalah 8
2.  Melakukan regresi dengan observasi periode sebelum krisis (periode 1995-1996) dan dapatkan nilai RSS1 dengan df = (n1- k).
3.  Melakukan regresi dengan observasi periode pada saat krisis (periode 1997 -1999) dan dapatkan nilai RSS2 dengan df = (n2 - k).
4.  Melakukan regresi dengan observasi periode setelah krisis (periode 2000-2005) dan dapatkan nilai RSS3 dengan df = (n3 - k).
5.  Menjumlahkan nilai RSS1, RSS2 dan RSS3 untuk mendapatkan apa yang disebut unrestricted residual sum of squares(RSSur): RSSur = RSS1 + RSS2 + RSS3 dengan df = (n1 + n2 + n3 –3k).
6.  Menghitung nilai F test dengan rumus

F=

7.  Nilai rasio F mengikuti distribusi F dengan k dan (n1 + n2 + n3 – 3k) sebagai df untuk
penyebut maupun pembilang.
8.  Jika nilai F hitung > F tabel, maka kita menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa model regresi periode pra krisis, pada saat dan model regresi pasca krisis Ekonomi memang berbeda atau dengan kata lain bahwa model prediksi tidak memiliki konsisitensi.



E.Hasil
Berdasarkan data dari tabel 3, menunjukkan bahwa rata-rata kinerja keuangan pada Bank  Umum Swasta Nasional Non Devisa periode setelah krisis (2000-2005) lebih baik daripada rata-rata kinerja keuangan periode sebelum krisis (1995-1996) dan saat krisis (1997-1999) yang ditunjukan dengan persentasi rata-rata CAR periode setelah krisis lebih tinggi dari rata-rata CAR periode sebelum krisis dan saat krisis yaitu rata-rata CAR setelah krisis sebesar 36,27%, periode sebelum krisis sebesar 28,47%, dan saat krisis sebesar 28,71%, karena semakin tinggi ratarata CAR menggambarkan bahwa bank tersebut mempunyai tingkat kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko semakin tinggi sehingga kemampuan bank untuk terus going concernsemakin tinggi.

Tabel 3.  Rata-Rata Variabel CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR


Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai NPL dan ROA. Nilai NPL periode sebelum krisis lebih rendah dari rata-rata NPL periode saat krisis dan setelah krisis yaitu rata-rata NPL sebelum krisis sebesar 1,78%, periode saat krisis sebesar 6,30%, dan setelah krisis sebesar 10,80%, karena semakin rendah rendah rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank semakin baik sehingga kemampuan bank untuk going concernsemakin Almilia: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability Ratio  49tinggi. Nilai rata-rata ROA periode sebelum krisis lebih tinggi dari rata-rata ROA periode saat krisis dan setelah krisis yaitu rata-rata ROA sebelum krisis sebesar 1,63%, periode saat krisis sebesar -0,51%, dan setelah krisis sebesar 1,58%, karena semakin besar Return On Asset(ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asetnya sehingga kemampuan bank untuk terus going concern semakin tinggi.





Hasil dari semua regresi maka didapatkan nilai residual-residual yang akan digunakan untuk menghitung nilai F hitung. Pada regresi sebelum krisis didapatkan nilai residual yaitu 2.727,333; regresi saat krisis didapatkan nilai residual yaitu 21.824,063; regresi setelah krisis didapatkan nilai residual 635.205,8 yang kemudian dijumlahkan menjadi nilai RSSur (unrestricted residual sum of squares) sebesar 659.757,196; Hasil residual regresi seluruh periode adalah yang disebut dengan RSSr (restricted residual sum of squares) sebesar 697.831,043 Hasil dari RSSr dikurangi dengan hasil dari RSSur dan dibagi dengan k, dimana k sama dengan jumlah variabel independent yang diujikan yaitu 8. Kemudian dibagi dengan hasil pembagian RSSur dengan 284 dari nilai (n1+n2+n3-3k). Dengan demikian didapatkan nilai F hitung sebesar 2,05 dan dari F tabel dengan df = 8 dan 284 tingkat signifikan 0,05 didapatkan F tabel sebesar 1,98; Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka didapatkan nilai F hitung > F tabel.




                Hasil pengujian regresi pada periode pra krisis, krisis, dan pasca krisis seperti yang diringkas pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari kedelapan variabel dependen memiliki tingkat signifikansi yang bervariasi selama periode pra krisis (1995 – 1995), krisis (1997 – 1999), pasca krisis (2000 – 2005) dan keseluruhan tahun (1995 – 2005). Pada periode pra krisis (1995 – 1996) menunjukkan bahwa variabel NPL, ROA dan Sensitifitas terhadap M2 adalah variabel yang berpengaruh pada Financial Sustainability Ratio.Pada periode krisis (1997 – 1999) menunjukkan bahwa variabel NPL, BOPO dan Sensitifitas terhadap M2 dan SBI adalah variabel yang berpengaruh pada Financial Sustainability Ratio.Pada periode pasca krisis (2000 – 2005) menunjukkan bahwa hanya variabel LDR adalah variabel yang berpengaruh pada  Financial Sustainability Ratio.

F.Kesimpulan

Tujuan penelitian ini untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang diproksikan melalui Financial Sustainability Ratio (FSR) dan yang digunakan sebagai variabel independen terdiri dari rasio keuangan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA),Rasio Efisiensi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan sensitifitas bank terhadap faktor makro ekonomi yaitu (money supply, indeks harga konsumen umum, dan tingkat suku bunga SBI). Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive samplingberjumlah 28 bank umum swasta nasional non devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama tahun 1995-2005.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan metode stepwise. Pada hasil pengujian konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005 dengan menggunakan pengujian Uji Chow Test. Hasil Uji Chow Test didapatkan nilai F hitung sebesar 2,05 dan dari F tabel dengan df = 8 dan 284 tingkat signifikan 0,05 maka didapatkan F tabel sebesar 1,98; Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka didapatkan nilai F hitung > F tabel. Dapat disimpulkan bahwa krisis ekonomi di Indonesia mempengaruhi stabilitas model regresi.Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa tidak konsisten pada periode 1995-2005.

Referensi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar