Rabu, 16 April 2014

TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN TENTANG ANALISIS RASIO


JUDUL  : ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN  UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA  PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL, TBK PERIODE TAHUN 2010-2012
Oleh: Ingrid E. Turang



1. Analisis Data Rasio Likuiditas
A.  Cash Ratio







Berdasarkan  tabel  4.1  dapat  diketahui  bahwa  Cash  Ratio  PT  Bank  BTPN   Tbk  pada  tahun  2010  menunjukkan  nilai  sebesar  11,5%  yang  berarti  bahwa  setiap  Rp.  1  hutang  lancar  dijamin  dengan  Rp.  11,5  kas  yang  dimiliki  perusahaan.  Tingkat  rasio  ini  menunjukkan pula kondisi perusahaan yang cukup likuid.
Pada  tahun  2011,  cash  ratio  menjadi  11,3%  yang  berarti  setiap  Rp.  1  hutang lancar  dijamin  dengan  Rp.  11,3  kas  yang  dimiliki  perusahaan.  Tingkat  rasio  ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid, jadi perusahaan masih mampu  untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas yang tersedia pada aktiva lancar perusahaan.
Pada tahun 2012, cash ratio menjadi 11% yang berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid.




Berdasarkan  tabel  4.2  dapat  diketahui  bahwa  Reserve  Requirement  PT  Bank
BTPN pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 11,6% yang berarti bahwa Bank BTPN
Tbk  menyisihkan  11,6%  dana  dari  pihak  ketiga  yang  dihimpun  bank.  Pada  tahun  2011
Reserve Requirement  menunjukkan nilai sebesar 11,3% yang berarti bahwa Bank BTPN
Tbk menyisihkan 11,3% dana dari pihak ketiga yang dihimpun bank dan pada tahun 2012
Reserve  Requirement  menunjukkan  nilai  sebesar  11%  yang  berarti  bahwa  Bank  BTPN
Tbk  menyisihkan  dana  pihak  ketiga  yang  dihimpun  bank  sebagaimana  yang  telah
ditentukan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 23/17/13PPP sejak tahun 1997
yaitu 5%. (Lukman Dendawijaya 2005 : 115)




Berdasarkan  tabel  4.3  dapat  diketahui  bahwa  Loan  to  Deposit  Ratio  PT  Bank  BTPN  Tbk  pada  tahun  2010  menunjukkan  nilai  sebesar  78%  itu  berarti  likuiditas  Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 berada di bawah batas aman begitu juga pada tahun 2011 Bank BTPN Tbk masih berada di bawah batas aman yaitu 73% tetapi pada tahun 2012 meningkat  menjadi  86%,  itu  berarti  likuiditas  Bank  BTPN  Tbk  dinilai  sehat.  Hal  ini  menurut  tata  cara  penilaian  tingkat  kesehatan  bank  dari  Bank  Indonesia  yaitu  batas toleransi berkisar 85% dab 100%.

2  Analisis Data Rasio Profitabilitas

A. Return On Asset (ROA)




Berdasarkan  tabel  4.5  dapat  diketahui  bahwa  Return  On  Equity  PT  Bank  BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 20%,  pada  tahun  2011  mengalami  kenaikan  menjadi  25%  dan  pada  tahun  2012  mengalami kenaikan menjadi 26%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami  kenaikan  laba  bersih  dari  tahun  ke  tahun,  selanjutnya  kenaikan  tersebut  akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya 2005 : 119).

C. Net Profit Margin (NPM) Ratio




Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Net Profit Margin  PT Bank BTPN  selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 73%,  pada  tahun  2011  mengalami  kenaikan  menjadi  78%  dan  pada  tahun  2012  mengalami kenaikan menjadi 79%. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank BTPN Tbk dalam praktiknya memperoleh tingkat keuntungan yang diterimanya dari kegiatan operasional.

3  Analisis Data Rasio Solvabilitas

A. Capital Adequacy Ratio (CAR)


Berdasarkan  tabel  4.8  dapat  diketahui  bahwa  Capital  Adequacy  Ratio  PT  Bank  BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil  senilai  12,2%,  pada  tahun  2011  mengalami  kenaikan  menjadi  12,04%  dan  pada  tahun  2012  mengalami  kenaikan  menjadi  13,08%.  Berdasarkan  SK  DIR  BI  Nomor  :  30/21/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bankbahwa  setiap  bank  umum  menyediakan  modal  minimum  sebesar  8%  dari  total  aktiva  tertimbang menurut resiko (ATMR). Itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai  Bank  Sehat  dari  segi  penyediaan  minimum  modal  karena  sudah  memenuhi  ketentuan  CAR (kecukupan modal).
B. Debt To Equity Ratio












Berdasarkan  tabel  4.9  dapat  diketahui  bahwa  Debt  To  Equity  Ratio  PT  Bank BTPN  pada  tahun  2010  hutang  sebesar  Rp.  30.305.282  dijamin  oleh  Rp.  719  modal sendiri,  pada  tahun  2011  hutang  sebesar  Rp.  41.033.943  dijamin  oleh  Rp.  731  modal sendiri dan pada tahun 2012 hutang sebesar Rp. 51.356.205 dijamin oleh Rp. 664 modal sendiri.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar