JUDUL : ANALISIS RASIO KEUANGAN
SEBAGAI ALAT PENILAIAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN
PADA PT. BANK TABUNGAN PENSIUNAN
NASIONAL, TBK PERIODE TAHUN 2010-2012
Oleh: Ingrid E. Turang
1. Analisis Data Rasio Likuiditas
A. Cash Ratio
Berdasarkan
tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa Cash
Ratio PT Bank
BTPN Tbk pada
tahun 2010 menunjukkan
nilai sebesar 11,5%
yang berarti bahwa
setiap Rp. 1 hutang lancar
dijamin dengan Rp.
11,5 kas yang
dimiliki perusahaan. Tingkat
rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang cukup
likuid.
Pada tahun 2011,
cash ratio menjadi
11,3% yang berarti
setiap Rp. 1
hutang lancar dijamin dengan
Rp. 11,3 kas
yang dimiliki perusahaan.
Tingkat rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang
likuid, jadi perusahaan masih mampu
untuk melunasi hutang-hutang lancarnya dengan menggunakan kas yang
tersedia pada aktiva lancar perusahaan.
Pada tahun 2012, cash ratio menjadi 11% yang berarti setiap
Rp. 1 hutang lancar dijamin dengan Rp. 11 kas yang dimiliki perusahaan. Tingkat
rasio ini menunjukkan pula kondisi perusahaan yang likuid.
Berdasarkan
tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa Reserve
Requirement PT Bank
BTPN pada tahun 2010 menunjukkan nilai sebesar 11,6% yang
berarti bahwa Bank BTPN
Tbk menyisihkan 11,6%
dana dari pihak
ketiga yang dihimpun
bank. Pada tahun
2011
Reserve Requirement
menunjukkan nilai sebesar 11,3% yang berarti bahwa Bank BTPN
Tbk menyisihkan 11,3% dana dari pihak ketiga yang dihimpun
bank dan pada tahun 2012
Reserve
Requirement menunjukkan nilai
sebesar 11% yang
berarti bahwa Bank
BTPN
Tbk menyisihkan dana
pihak ketiga yang
dihimpun bank sebagaimana
yang telah
ditentukan berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.
23/17/13PPP sejak tahun 1997
yaitu 5%. (Lukman Dendawijaya 2005 : 115)
Berdasarkan
tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa Loan
to Deposit Ratio
PT Bank BTPN
Tbk pada tahun
2010 menunjukkan nilai
sebesar 78% itu
berarti likuiditas Bank BTPN Tbk pada tahun 2010 berada di bawah
batas aman begitu juga pada tahun 2011 Bank BTPN Tbk masih berada di bawah
batas aman yaitu 73% tetapi pada tahun 2012 meningkat menjadi
86%, itu berarti
likuiditas Bank BTPN
Tbk dinilai sehat.
Hal ini menurut
tata cara penilaian
tingkat kesehatan bank
dari Bank Indonesia
yaitu batas toleransi berkisar
85% dab 100%.
2 Analisis Data
Rasio Profitabilitas
A. Return On Asset (ROA)
Berdasarkan
tabel 4.5 dapat
diketahui bahwa Return
On Equity PT
Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai 20%, pada
tahun 2011 mengalami
kenaikan menjadi 25%
dan pada tahun
2012 mengalami kenaikan menjadi
26%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kenaikan
laba bersih dari
tahun ke tahun,
selanjutnya kenaikan tersebut
akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Lukman Dendawijaya 2005 :
119).
C. Net Profit Margin (NPM) Ratio
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Net Profit
Margin PT Bank BTPN selama 3 tahun mengalami kenaikan, dimana pada
tahun 2010 memperoleh hasil senilai 73%,
pada tahun 2011
mengalami kenaikan menjadi
78% dan pada
tahun 2012 mengalami kenaikan menjadi 79%. Hal ini
menunjukkan bahwa PT Bank BTPN Tbk dalam praktiknya memperoleh tingkat
keuntungan yang diterimanya dari kegiatan operasional.
3 Analisis Data
Rasio Solvabilitas
A. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Berdasarkan
tabel 4.8 dapat
diketahui bahwa Capital
Adequacy Ratio PT
Bank BTPN selama 3 tahun
mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2010 memperoleh hasil senilai
12,2%, pada tahun
2011 mengalami kenaikan
menjadi 12,04% dan
pada tahun 2012
mengalami kenaikan menjadi
13,08%. Berdasarkan SK
DIR BI Nomor
: 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April
1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan bankbahwa setiap
bank umum menyediakan
modal minimum sebesar
8% dari total
aktiva tertimbang menurut resiko
(ATMR). Itu berarti PT Bank BTPN Tbk dikategorikan sebagai Bank
Sehat dari segi
penyediaan minimum modal
karena sudah memenuhi
ketentuan CAR (kecukupan modal).
B. Debt To Equity Ratio
Berdasarkan
tabel 4.9 dapat
diketahui bahwa Debt
To Equity Ratio
PT Bank BTPN pada
tahun 2010 hutang
sebesar Rp. 30.305.282
dijamin oleh Rp.
719 modal sendiri, pada
tahun 2011 hutang
sebesar Rp. 41.033.943
dijamin oleh Rp.
731 modal sendiri dan pada tahun
2012 hutang sebesar Rp. 51.356.205 dijamin oleh Rp. 664 modal sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar