Senin, 31 Maret 2014

Presentasi Kelompok 2

KONSEP AKUNTANSI DARI PENGGABUNGAN USAHA DAN  AKUNTANSI UNTUK INVESTASI DALAM SAHAM


Nama    :  Indah Juanda P.Sianipar
Kelas    :  3DA03
NPM    : 43211561

Penggabungan usaha adalah : Suatu penyatuan dua atau lebih perusahaan, dimana adanya suatu kontrol atau kendali atas hak - hak  serta operasi perusahaan yang lainnya.

Metode Akuntansi yang digunakan dalam penggabungan usaha:
1. Pooling of Interest Method (Metode penyatuan kepemilikan)
    Intinya : Metode ini adalah jika perusahaan sudah bergabung, maka pasti kepemilikannya juga harus bersama atau saling memiliki.
2. Purchase Method (Metode pembelian)
    Intinya : Metode ini adalah adanya suatu transaksi pembelian atas harta dari perusahaan yang diajak          bergabung.

*Akuntansi Investasi dalam saham
Investasi dalam saham artinya sebuah perusahaan memiliki kepemilikan di perusahaan lain melalui kepemilikan sahamnya.

 Jadi,kalau kita beli saham di perusahaan misalnya yang tbk gitu, atau yang sudah terbuka buat publik berarti kita sudah berinvestasi dan memiliki hak dalam perusahaan itu atas hak kepemilikan saham kita entah berapa persen tergantung kita mampu atau ingin membeli berapa lembar saham.

Investasi saham dalam jumlah yang cukup signifikan membuat perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menentukan kebijakan perusahaan.

*Metode penilaian Investasi
>> Metode biaya
     Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Jadi, dalam cost method  ini, perusahaan menggunakan metode biaya apabila hanya memiliki satu jenis saham.

>> Metode Ekuitas
     Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan.
    >> Metode nilai bersih  yang dapat direalisasikan
            digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan dilepas atau dijual dalam jangka waktu dekat.

Penggunaan metode didasarkan pada kriteria-kriteria:

## Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya
## Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas.
   
   Pertanyaan - pertanyaan:

   1. Apa alasan perusahaan menggunakan metode penyatuan kepemilikan?
       Jb: # Agar terhindar dari peningkatan biaya depresiasi
            # Peningkatan fleksibilitas manajemen

   2. Kenapa tidak ada penjurnalan dalam metode biaya?
       Jb: # Karena kepemilikan tidak signifikan dan pada ekuitas dijurnal sebagai pengurang investasi.

   3. Pertanyaan dari bu Mailda
       Metode yang bagaimana lebih cocok bagi perusahaan?
      Jb: Metode ekuitas. Jika jumlah kepemilikan lebih dari atau sama dengan 50 %, maka perusahaan dikatakan memiliki pengendalian/kontrol terhadap perusahaan tersebut ( Laporan Keuangan konsolidasi). Jika posisi kontrol terhadap perusahaan anak melalui pemilikan saham-sahamnya dan perusahaan anak memiliki lebih dari satu jenis saham, maka harus dibedakan besarnya bagian hak-hak pemegang saham menurut jenis masing-masing.











Senin, 24 Maret 2014

Review Jurnal


ANALISIS COMMON SIZE UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN  PT. UNILEVER INDONESIA TAHUN 2003 – 2012 

Penulis           : Lia Sari Dosen PNS Dpk pada Politeknik Darussalam
Vol                 : VI, No.1 
Tahun Terbit : 2013

A. Latar Belakang Masalah 

Informasi mengenai kinerja keuangan sebuah  perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Salah satu sumber utama adalah informasi dari laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan terdiri  atas laporan Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan keuangan. Bagi para analis, Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan menjadi sumber informasi untuk proses pengambilan keputusan. Penilaian kinerja melalui analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai teknik analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan teknik analisis komparatif, analisis trend, analisis indeks time series, analisis rasio, analisis common size, dan lain-lain. 

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT. Unilever

Indonesia tahun 2003-2012 berdasarkan hasil analisis dengan teknik common size ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

>> Tujuan Penelitian

 Dalam penelitian ini, analisis laporan  keuangan dilakukan dengan tujuan untuk nderstanding dan evaluasi.  Dengan kata lain, analisis laporan keuangan dalam penelitian ini ditujukan untuk memahami kondisi keuangan  perusahaan dan juga menilai kinerja keuangan perusahaan.

>> Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain :
1. Bagi Penulis, diharapkan dapat lebih memahami penilaian kinerja keuangan  perusahaan dengan analisis laporan keuangan, khususnya metode common size.
2. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

3. Bagi pihak lain yang berkepentingan, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan  pemahaman berkaitan dengan teknik analisis common size.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan survei. Metode deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu fenomena tertentu (Umar : 2003 : 63). Dengan kata lain, metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan mengenai sesuatu hal.

E. Hasil 

Kita dapat  melihat tabel laporan laba rugi komparatif pada  jurnal yang tertera di alamat referensi di bawah. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pos-pos dalam laporan laba rugi PT.Unilever mengalami kenaikan terus-menerus sejak tahun 2003 hingga tahun 2012. Kenaikan ini bahkan telah mencapai tiga kali lipat dalam waktu sepuluh tahun. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan PT.Unilever Indonesia semakin baik  dari tahun ke tahun, selama sepuluh tahun terakhir.
 Langkah berikutnya adalah mengubah laporan laba rugi dalam format angka absolut menjadi format common size. Langkah ini dilakukan dengan mengaitkan setiap pos dalam laporan laba rugi dengan pos Penjualan pada tahun yang sama. Misalnya untuk Pos HPP tahun 2003, dihitung dengan rumus sebagai berikut :
 = (Rp.3906.550/Rp.8.123.625) x 100%
 = 48,09% 

Dari bahasan diatas, terlihat bahwa kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia secara umum adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenaikan terus-menerus pada pos Laba Bruto, Laba Usaha, Laba sebelum PPh, dan Laba Tahun berjalan. Hal ini juga ditunjukkan dengan penurunan terus-menerus pada pos-pos Beban, yaitu HPP, dan Beban Pemasaran dan Penjualan. Kinerja keuangan yang kurang baik hanya ditunjukkan oleh kenaikan terus-menerus pada pos Beban Umum dan administrasi, namun pos ini jumlahnya tidak terlalu besar dibandingkan dengan pos lainnya dalam laporan Laba Rugi.

F. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia secara umum adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kenaikan terus-menerus pada pos Laba Bruto, Laba Usaha, Laba sebelum PPh, dan Laba Tahun berjalan. Hal ini juga ditunjukkan dengan penurunan terus-menerus pada pos-pos Beban, yaitu HPP, dan Beban Pemasaran dan Penjualan.  Saran untuk PT. Unilever Indonesia Tbk, sebaiknya PT. Unilever Indonesia Tbk dapat terus mempertahankan kinerja keuangan yang sudah baik selama sepuluh tahun terakhir. Langkah ini dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai penjualan dan menstabilkan pos Beban Umum dan Administrasi.

Minggu, 23 Maret 2014

Catatan dari presentasi Akuntansi Keuangan Lanjut 2

NAMA    : INDAH JUANDA P.S 
NPM       : 43211561
KELAS   : 3DA03

PENGGABUNGAN USAHA



Penggabungan usaha adalah Penggabungan usaha yang terjadi jika dua atau lebih usaha yang terpisah bersama-sama menjadi satu entitas ekonomis.
Akuntansi Penggabungan Usaha terdiri atas:
*      Merger
*      Konsolidasi
*      Hubungan Afiliasi
*      Akuisisi
Keterangan:

>> Merger adalah suatu penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu dimana salah satu perusahaan dipertahankan dengan mengambil alih perusahaan lainnya kemudian, perusahaan yang diambil alih dibubarkan.

 
 






A+B+C=
>> Konsolidasi adalah suatu bentuk penggabungan usaha lainnya dimana ada pembentukan perusahaan baru. Adapun penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan  yang baru didirikan untuk mengambil alih semua perusahaan yang bergabung. Jadi setelah konsolidasi semua perusahaan lama yang bergabung dibubarkan dan membentuk perusahaan baru.

 






A+B+C=Z

Jika perusahaan menggunakan sistem konsolidasi, maka adanya suatu : 
- kontribusi relatif dari kekayaan bersih
- Kontribusi relatif darilaba yang diproyeksikan. Penentuan besarnya kontribusi relatif rata-rata laba perusahaan serta biasanya yang bisa melakukan perhitungan serta masalah - masalah yang terkait dengan hal ini adalahorang-orang yang ahli dalam bidangnya
>> Afiliasi adalah suatu  penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham  misalnya lebih dari 50 % atau seluruh saham perusahaan lain  dan bertujuan untuk memperoleh hak pengendalian.

>> Akuisisi /Stock Acquisition adalah suatu penggabungan usaha dengan cara pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor.



Contoh Akuisisi di Indonesia:  PT.Transcorp, MNC TV,dll.

Ada dua prosedur pencatatan akuntansi apabila ada dua atau lebih badan
usaha yang diselenggarakan bersama atau digabung yaitu:

a)      metode penyatuan kepentingan (by pooling of interest method)
Apabila suatu penggabungan usaha dianggap sebagai suatu  pooling of
Interest, maka badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua
badan usaha yang bergabung.
b).  metode pembelian (by purchase method)
Metode pembelian ini menyatakan bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi dimana suatu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.
Dalam metode pembelian ini, harus menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban. Di samping itu,membuat jurnal kepemilikan aktiva dari usaha yang digabung.
Dalam penggabungan usaha, seperti adanya masalah saham dan lain sebagainya kita juga mengenal istilah nilai buku dan nilai wajar.
Nilai buku adalah nilai aset perusahaan yang tertera pada catatan atau informasi pada umumnya.
Sedangkan nilai wajar adalah harga yang berlaku umum di pasaran yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran atas harta tersebut.

Pertanyaan  pada saat presentasi adalah :

* Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan dasar yang melakukan kontribusi relatif?
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dasar yang melakukan kontribusi relatif, salah satunya adalah akibat adanya kebangkrutan.

* Kelebihan dan kelemahan Akuisisi?
Kelebihannya :
- Akuisisi tidak memerlukan adanya RPS (Rapat Pemegang Saham) serta suara dari pemegang saham.
- Perusahaan yang membeli dapat berurusan dengan pemegang saham.
- Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar
Kelemahan :   
-  Pembelian setiap aset  harus dilakukan secara hukum dalam akuisisi sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
- Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. 
-  Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat.
              
* Prosedur-prosedur metode pembelian dan metode pooling of interest.
 Kalau metode pooling of interest ,yang dicari  oleh teman kelompok 1 dari google sewaktu presentasi adalah : 
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest
>> Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai buku saat diadakan penggabungan
>>Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung
>> Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung
>> Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik perusahaan yang bergabung.

Sedangkan metode purchasing  atau pembelian:
>>Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung sebesar nilai wajarnya
>>Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).

>> Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung. Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill pada kelompok aktiva.

Selasa, 11 Maret 2014

Artikel Keuangan

Artikel Keuangan tentang Diversifikasi

Pada artikel kali ini,saya akan membahas tentang diversifikasi. Tentu pembaca juga sudah pernah mendengar kata diversifikasi seperti diversifikasi ekonomi,diversifikasi investasi,diversifikasi internasional,dll.  Diversifikasi adalah sebuah suatu strategi investasi dengan menempatkan dana dalam bermacam investasi  dengan tingkat risiko dan laba yang berbeda pula.Nah,kali ini saya bahas mengenai ekonomi dan investasi saja,ya.
Diversifikasi ekonomi adalah usaha penganekaragaman product (bidang usaha) atau lokasi perusahaan yang dilakukan suatu perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas perusahaan dapat lebih stabil, ini dilakukan perusahaan untuk mengatasi krisis ekonomi, sehingga apabila suatu perusahaan mengalami kemerosotan pendapatan di salah satu product atau negara/daerah, di product atau negara/daerah lain mendapatkan kelebihan pendapatan, sehingga kekurangan yang terjadi bisa tertutupi.Kalau menurut saya sistem seperti ini bagus apalagi kan kondisi perekonomian di Indonesia misalnya dimana sudah banyak mengalami kenaikan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap konsumsi dan pendapatan juga atau pergeseran ataupun sirkulasi uang. Kalau perusahaan ingin menggunakan sistem ini tentu sangat bermanfaat baik dari segi laba dan juga mengatasi krisis sudah bisa dikatakan tidak terlalu memikirkan dua kali lipat tentang masalah keuangan. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahan besar Multi Nasional Coorporation (MNC) karena dengan demikian perusahaan dapat menjamin pendapatan / arus kas yang lebih stabil sehingga meningkatkan trust kepada pemegang saham.
Diversifikasi  investasi berbicara tentang manajemen investasi. Manajemen investasi adalah sebuah ilmu untuk mengatur atau me-manage investasi secara professional untuk mengelola beragam asset (baik paper asset dan real asset). Professional yang jago di bidang manajemen investasi biasanya kita sebut dengan manager investasi (MI). Produknya kita sebut portofolio. Dasar ilmu dari management investasi adalah alokasi asset, investasi jangka panjang dan diversifikasi.
Saya pernah belajar mengenai investasi dan ruang lingkupnya di pelajaran akuntansi keuangan menengah.Tentu banyak pilihan yang diberikan misalnya berinvestasi dalam saham,tabungan deposito berjangka,emas,obligasi,Pasar uang,pasar komoditi,dll. Dalam saham dikenal istilah High Risk High return.Jadi,tergantung kita kalau mau investasi ke salah satu pasar saja atau mau berinvestasi ke berbagai macam wadah yang bisa memberikan hasil yang sesuai dengan harapan kita atau calon investor dan tentunya menanggung sendiri resiko yang ada pada setiap investasi. Kalau misalnya kita bingung untuk menempatkan dana kita kemana bisa juga  ke reksadana.
Walaupun demikian ,diversifikasi dilakukan agar kita bisa mengetahui dan lebih waspada ketika ada suatu kerugian pada  investasi kita atau aset,sehingga  jika pada aset atau investasi lainnya memberikan laba yang sesuai dengan kita harapkan sehingga mengakibatkan keseimbangan juga.
Jadi, buat pembaca jika ingin berinvestasi silahkan memilih dengan bijak dan melakukan diversifikasi juga adalah sebuah pilihan tergantung Anda bagaimana untuk mengatasi dan menjalankannya.Semoga bermanfaat.Terima kasih.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Diversifikasi_(ekonomi)
http://www.finansialku.com/diversifikasi-investasi-perlu-atau-tidak/





Senin, 10 Maret 2014

Tugas 1 :Review Jurnal

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability 
Ratio pada Bank Umum Swast Nasional Non Devisa Periode 
1995-2005

Penulis         : Luciana Spica Almilia, Nanang Shonhadji, Angraini 
Vol              : 11, No 1
Tahun terbit  : 2009


A.Latar Belakang Masalah
Sejak krisis melanda perekonomian nasional, berbagai tindakan telah dilakukan bersama oleh pemerintah dan bank Indonesia, dalam rangka pemulihan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan, namun kinerja perbankan belum sepenuhnya kembali sebagaimana kondisi sebelum krisis. Sehingga kondisi perbankan di Indonesia setelah krisis keuangan, masih menunjukkan terdapatnya bank-bank yang belum  dapat memenuhi ketentuan solvabilitas, permodalan likuiditas, profitabilitas maupun standar kepatuhan sebagaimana ditetapkan Bank Indonesia (Sri Haryati, 2006).
Berbagai kebijakan Bank Indonesia yang ditetapkan setelah krisis, semuanya bertujuan agar perbankan Indonesia tetap viable dalam menghadapi segala goncangan internal maupun eksternal. Kesehatan maupun kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, dan masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawasan bank, serta pihak lainnya. Kondisi bank tersebut dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen resiko (Sri Haryati, 2006).

B.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Loan (NPL),Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan sensitifitas bank terhadap variable makro ekonomi (money supply, indeks harga konsumen umum, dan tingkat suku bunga SBI) dapat digunakan untuk memprediksi financial Sustainability ratio pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa Periode 1995 - 2005?

C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini betujuan untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005.Agar mendapatkan keuntungan yang tinggi, bank harus berusaha melakukan usaha atau kegiatan yang menunjang tingkat pertumbuhan bank tersebut. Tujuan bank untuk menghasilkan keuntungan yang besar adalah untuk mencapai tingkat pengembalian sendiri (Soeksmono 1995:103 dalam Amalia Rizky 2004).

D.Metode Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang tercantum pada Direktori Perbankan Indonesia pada periode pasca krisis ekonomi, yaitu tahun 1995-2005. Pengambilan sampel menggunakan cara non-probabilitas (non-probability sampling), dimana besarnya peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai subjek sampel tidak diketahui. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel bertujuan (purposive sampling) berdasarkan pertimbangan tertentu(judgement sampling), yaitu suatu metode pengambilan sampling dengan maksud untuk tujuan tertentu, yaitu mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh sudah dalam bentuk jadi/data yang sudah diolah.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.  Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Financial Sustainability Ratio.
2.  Variabel Independen

Untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan dan konsistensi model
sensitifitas variable makro ekonomi periode pra krisis dan pasca krisis, menggunakan pengujian stabilitas struktural Chow Test.

Langkah melakukan Uji Chow Test, adalah sebagai berikut:

1.  Melakukan regresi dengan observasi total periode (1995 - 2005) dan dapatkan nilai
restricted residual sum of squaresatau RSSr (RSS4) dengan nilai df = (n1+ n2 + n3 - k) dimana k adalah jumlah parameter yang diestimasi dalam hal ini adalah 8
2.  Melakukan regresi dengan observasi periode sebelum krisis (periode 1995-1996) dan dapatkan nilai RSS1 dengan df = (n1- k).
3.  Melakukan regresi dengan observasi periode pada saat krisis (periode 1997 -1999) dan dapatkan nilai RSS2 dengan df = (n2 - k).
4.  Melakukan regresi dengan observasi periode setelah krisis (periode 2000-2005) dan dapatkan nilai RSS3 dengan df = (n3 - k).
5.  Menjumlahkan nilai RSS1, RSS2 dan RSS3 untuk mendapatkan apa yang disebut unrestricted residual sum of squares(RSSur): RSSur = RSS1 + RSS2 + RSS3 dengan df = (n1 + n2 + n3 –3k).
6.  Menghitung nilai F test dengan rumus

F=

7.  Nilai rasio F mengikuti distribusi F dengan k dan (n1 + n2 + n3 – 3k) sebagai df untuk
penyebut maupun pembilang.
8.  Jika nilai F hitung > F tabel, maka kita menolak hipotesis nol dan menyimpulkan bahwa model regresi periode pra krisis, pada saat dan model regresi pasca krisis Ekonomi memang berbeda atau dengan kata lain bahwa model prediksi tidak memiliki konsisitensi.



E.Hasil
Berdasarkan data dari tabel 3, menunjukkan bahwa rata-rata kinerja keuangan pada Bank  Umum Swasta Nasional Non Devisa periode setelah krisis (2000-2005) lebih baik daripada rata-rata kinerja keuangan periode sebelum krisis (1995-1996) dan saat krisis (1997-1999) yang ditunjukan dengan persentasi rata-rata CAR periode setelah krisis lebih tinggi dari rata-rata CAR periode sebelum krisis dan saat krisis yaitu rata-rata CAR setelah krisis sebesar 36,27%, periode sebelum krisis sebesar 28,47%, dan saat krisis sebesar 28,71%, karena semakin tinggi ratarata CAR menggambarkan bahwa bank tersebut mempunyai tingkat kecukupan modal untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko semakin tinggi sehingga kemampuan bank untuk terus going concernsemakin tinggi.

Tabel 3.  Rata-Rata Variabel CAR, NPL, ROA, BOPO dan LDR


Hal ini juga ditunjukkan dengan nilai NPL dan ROA. Nilai NPL periode sebelum krisis lebih rendah dari rata-rata NPL periode saat krisis dan setelah krisis yaitu rata-rata NPL sebelum krisis sebesar 1,78%, periode saat krisis sebesar 6,30%, dan setelah krisis sebesar 10,80%, karena semakin rendah rendah rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank semakin baik sehingga kemampuan bank untuk going concernsemakin Almilia: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Sustainability Ratio  49tinggi. Nilai rata-rata ROA periode sebelum krisis lebih tinggi dari rata-rata ROA periode saat krisis dan setelah krisis yaitu rata-rata ROA sebelum krisis sebesar 1,63%, periode saat krisis sebesar -0,51%, dan setelah krisis sebesar 1,58%, karena semakin besar Return On Asset(ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asetnya sehingga kemampuan bank untuk terus going concern semakin tinggi.





Hasil dari semua regresi maka didapatkan nilai residual-residual yang akan digunakan untuk menghitung nilai F hitung. Pada regresi sebelum krisis didapatkan nilai residual yaitu 2.727,333; regresi saat krisis didapatkan nilai residual yaitu 21.824,063; regresi setelah krisis didapatkan nilai residual 635.205,8 yang kemudian dijumlahkan menjadi nilai RSSur (unrestricted residual sum of squares) sebesar 659.757,196; Hasil residual regresi seluruh periode adalah yang disebut dengan RSSr (restricted residual sum of squares) sebesar 697.831,043 Hasil dari RSSr dikurangi dengan hasil dari RSSur dan dibagi dengan k, dimana k sama dengan jumlah variabel independent yang diujikan yaitu 8. Kemudian dibagi dengan hasil pembagian RSSur dengan 284 dari nilai (n1+n2+n3-3k). Dengan demikian didapatkan nilai F hitung sebesar 2,05 dan dari F tabel dengan df = 8 dan 284 tingkat signifikan 0,05 didapatkan F tabel sebesar 1,98; Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka didapatkan nilai F hitung > F tabel.




                Hasil pengujian regresi pada periode pra krisis, krisis, dan pasca krisis seperti yang diringkas pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari kedelapan variabel dependen memiliki tingkat signifikansi yang bervariasi selama periode pra krisis (1995 – 1995), krisis (1997 – 1999), pasca krisis (2000 – 2005) dan keseluruhan tahun (1995 – 2005). Pada periode pra krisis (1995 – 1996) menunjukkan bahwa variabel NPL, ROA dan Sensitifitas terhadap M2 adalah variabel yang berpengaruh pada Financial Sustainability Ratio.Pada periode krisis (1997 – 1999) menunjukkan bahwa variabel NPL, BOPO dan Sensitifitas terhadap M2 dan SBI adalah variabel yang berpengaruh pada Financial Sustainability Ratio.Pada periode pasca krisis (2000 – 2005) menunjukkan bahwa hanya variabel LDR adalah variabel yang berpengaruh pada  Financial Sustainability Ratio.

F.Kesimpulan

Tujuan penelitian ini untuk menguji konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa yang diproksikan melalui Financial Sustainability Ratio (FSR) dan yang digunakan sebagai variabel independen terdiri dari rasio keuangan bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Return on Assets (ROA),Rasio Efisiensi (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan sensitifitas bank terhadap faktor makro ekonomi yaitu (money supply, indeks harga konsumen umum, dan tingkat suku bunga SBI). Sampel yang terpilih dalam penelitian ini dengan metode purposive samplingberjumlah 28 bank umum swasta nasional non devisa yang terdaftar di direktori Bank Indonesia selama tahun 1995-2005.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan metode stepwise. Pada hasil pengujian konsistensi model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa periode 1995-2005 dengan menggunakan pengujian Uji Chow Test. Hasil Uji Chow Test didapatkan nilai F hitung sebesar 2,05 dan dari F tabel dengan df = 8 dan 284 tingkat signifikan 0,05 maka didapatkan F tabel sebesar 1,98; Nilai F hitung dibandingkan dengan F tabel, maka didapatkan nilai F hitung > F tabel. Dapat disimpulkan bahwa krisis ekonomi di Indonesia mempengaruhi stabilitas model regresi.Sehingga penelitian ini menyimpulkan bahwa model prediksi kinerja keuangan pada Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa tidak konsisten pada periode 1995-2005.

Referensi